Alkisah, di suatu ranah, hiduplah seorang putri bersama kekasihnya, sang pangeran. Sang putri ini cantik jelita dan baik hati. Begitu juga, sang pangeran juga tampan. Pada awal mulanya, mereka berkenalan di sebuah sekolah, sebut saja sekolah menengah atas, dua tahun lalu, namun, mereka sejatinya adalah teman seangkatan sewaktu sekolah menengah pertamanya. Namun, mereka tidak saling mengenal satu sama lain ketika di SMP tersebut.

Hingga pada suatu saat, (singkat cerita) kenaikan kelas sebelas pun tiba. Nah inilah babak dimulainya kisah ini, sang pangeran tersebut menyatakan cintanya kepada sang putri. Dan sang putri pun menerima cinta sang pangeran. Kemudian mereka menjalani kehidupan remaja sebagai sepasang kekasih, hari-hari mereka jalani dengan suka cita. Sang putri mengenal sang pangeran sebagai sosok yang baik hati, demokratis, tidak suka memaksa, murah senyum, dan karakter baik lainnya.

Seiring berjalannya waktu, detik demi detik hari demi hari pun berlalu, kelas sebelas bergani menjadi kelas dua belas, kemudian masa SMA pun berganti menjadi masa perkuliahan dinamik, yang telah membawa mereka berdua ke sebuah fakultas di sebuah universitas ternama di yogyakarta. Namun mereka kebetulan saja berbeda jurusan. Sang putri mulai menyelami hari hari menjadi mahasiswa baru hingga saatnya, status menjadi mahasiswa lama pun tidak dapat di hindari.

Bagaimana dengan sang pangeran? Yah, tentunya sang pangeran juga sedang menikmati kehidupan perkuliahannya dengan enjoy. Kesibukannya sedikit membuatnya berubah. Apa perubahannya?

Berikut akan diuraikan dalam bagian khusus. Akhir-akhir ini sikap sang pangeran berubah, yang dulu murah senyum, kini menjadi emosian, mudah marah, mudah mengkritik, suka melarang ini melarang itu, sering tak meluangkan waktu untuk sang putri, dan tak jarang pula berkata-kata kasar pada sang putri. Dan sang pangeran ketika ditanya akan perubahan sikapnya, dia menjawab, bahwa perubahannya ini juga demi kebaikan sang putri. Dan sang putri pun menurut jika di depannya, sang putri hanya ‘sendika dhawuh’ atas warning sang pangeran. Bahkan sang putri wajib melaporkan semua kejadian yang dialaminya selama perharinya. Kemudian berbagai larangan, bahkan bertubi-tubi yang dikenakan pada sang putri, namun sang putri sampai saat ini masih menurut saja.

Hingga waktu-waktu damai pun berlalu, hingga saat datanglah seorang pangeran tampan lainnya, sebut saja pangeran berkuda putih, dia adalah teman sekela sang putri di kampus. Tampan dan baik hati. Pangeran ini tahu jika sang putri ini sudah mempunyai kekasih, namun namanya juga cinta, tak memandang segalanya, buta, sehingga sang pangeran baru ini juga menyatakan cintanya pada sang putri. ‘mungkin’ sang putri juga sedikit banyak menyyukai sang pangeran yang baru datang ini, mengingat pangeran lama yang sedang sibuk dengan masa-masa sibuk kuliahnya,hingga mereka pun mulai dekat. Sang putri sudah berusaha meminta mengakhiri hubungan dengan sang pangeran lama, kekasihnya, namun kekasihnya tak kunjung juga mau untuk mengakhirinya, hingga suatu waktu sang putri berterus terang pada kekasihnya bahwa ada satu hati baru yan tiba-tiba datang meracuni kesetiaan cintanya. Apa reaksinya? Marah besar, kekasihnya marah, namun juga tak mau mengakhiri hubungan dengan kekasihnya. Sang putri mulai bingung dengan jalan pikirannya... sehingga? Bagaimana kira-kira ending dari kisah ini? Silahkan usulkan komentar anda J