SELAMAT DATANG DI DUNIA KUPU-KUPU

hati-hatilah, blog ini berpengaruh pada 'kejiwaan' anda, menyebabkan adiksi, dan jangan tiru adegan berbahaya. jadi sering-sering aja mengunjungi blog saya ya :)

klik ENTER untuk melanjutkan !

---------------------------kupu-kupu-------------------------

WARNING !

ENTER

posting kali ini berkaitan dengan perbincangan antara saya dengan bapak saya kemarin sore. bapak memang suka memperbincangkan masalah wayang, baik tokoh maupun lakonnya, karena saya sedari kecil memang disuguhi dengan yang namanya wayang, jadi saya suka, dan sedikit tau, bahkan tak akan ada habisnya kalau sudah memperbincangkan wayang, bahkan kalo cuma sama film masa kini aja, saya lebih memilih wayang, haha beneran ini. khasanah luhur budaya jawa.
begini perbincangan, saya (S), dan bapak (B).
S=lakone napa pak?
B=durna swarga. aku gumun je nduk, durna sik methakil ngono kui, jan ra ana apik-apike kok iso di swargakke ya?
S=sik nywargakke sinten pak?
B=pandhawa nduk, kui wes bubar baratayuda, wong Ngastina wes mati kabeh.
S=woh inggih nopo pak, kula nembe ngertos niki je lakon niki, sak derenge dereng nate ngertos.
B=iki ki jaman parikesit, anake Abimanyu. kok iso y nduk?
S=ingkang nywargaaken menika tiyang ingkang bebudenipun luhur kok pak, pandhawa menika rak saben-saben tansah diapusi, diakali, nanging tansah narima, nggih mboten mokal menawi saged nywargaaken durna. sanajan durna niku rak licik, senengane akal-akal.
B=iyo uga iso ngono..

dan berakhir perbincangan sore ini..berikut saya repost kan sedikit tentang begawan Durna...


Siapa yang ndha kenal tokoh satu ini, tokoh wayang yang berperan sebagai antagonis dalam cerita Mahabarata. Perannya begitu sentral dan penting menjadikan tokoh ini terkenal di dalam dunia perwayangan. Dalam cerita mahabarata Pandhita Drona/ Durna ini sepak terjangnya tidak dapat di sepelekan sama sekali.
Pendhita Durna merupakan pandhita di Sokalima, guru dari putra-putra raja Astina, baik Kurawa maupun Pandhawa. Kesaktiannya tidak kalah dengan Resi Bisma sehingga wajar kalau Pandhita Durna dipilih sebagai guru olah kanuragan di Astina.
Ketika kita berbicara tentang wayang terlebih kisah Mahabarata, tentu saja tidak akan lepas dari adanya beberapa versi yang tercipta. Versi asli mahabarata itu sendiri dari India. Sedang yang lainnya itu versi-versi yang sudah di bumbui dengan kearifan-kearifan lokal sehingga tercipta tokoh dan cerita yang baru yang sebelumnya tidak ada dalamversi aslinya.
Pandhita durna dalam versi jawa di gambarkan sebagai seorang pendhita yang tidak baik, sedang di India tokoh drona ini di hormati. meskipun begitu tidak begitu mengubah banyak cerita dalam alur mainstream-nya.
Seorang Pendhita atau seorang pemuka agama/guru agama/guru secara umum merupakan seorang yang harusnya bisa menjadi panutan murid-muridnya. Seseorang guru yang bisa menuntun anak-anak didiknya bahkan secaranalar menjadi panutan masyarakat sekitarnya untuk bisa menjadi lebih baik.
Tetapi dengan mengutus Bima untuk mencari air Perwita Sari yang kata guru Durna merupakan air sumber kehidupan - yang sebenarnya itu tidak ada - bahkan dengan mengutus Bima tersebut Durna bermaksud mencelakakan Bima. Bima sebagai murid ya manut saja karena memang tugas murid itu mematuhi perintah maupun apa yang diajarkan oleh gurunya. Apakah itu yang dinamakan guru yang baik, guru yang mencelakakan muridnya sendiri?
Keserakahan Durna terhadap dunia begitu menggila sehingga dia sudah tidak bisa melihat siapa yang benar dan salah. Keberpihakan Durna terhadap Kurawa dalam perang dahsyat Baratayudha merupakan salah satu keslahannya. Dalam crita versi jawa, sebenarnya Durna itu tahu kalau sebenarnya yang pantas di bela adalah Pandhawa tetapi dia lebih memilih Kurawa yang telah memberikan dia kehormatan dan jabatan sehingga dia bisa hidup makmur. Jadi antara lahir dan batinya tidak terjadi keselarasan,tidak sejalan. Dan akhirnya dia lebih memilih dunia yang telah memeberikannya kebahagiaan yang fana.
Akhirnya dia menemui ajalnya ditangan Maha Senapati Drestajumna dari pihak Pandhawa.
Dan sekarang, ketika melihat tokoh Pandhita Durna maka ternyata pandhita Durna itu benar-benar ada di alam nyata sekarang ini. Banyak Pemuka agama yang rela menjual kata-kata manisnya dengan di selipi kata-kata dari kitab suci yang kadang-kadang membuat saya muak-apalagi dalam konteks kampanye, dan kadang-kadang membuat saya bertanya-tanya dan meragukan mereka. Apakah ini Pandhita Durna apa bukan. Orang-orang macam itu yang membuat agama menjadi garing dan memuakan.
Sekali lagi nobody perfect, begitu pula Pendhita Durna. Semua orang butuh makan dan orang harus menghormati kepada siapa yang menggaji kita, yang memberikan upah, yang memberi makan kita, bos kita. Selama bisa memeberi makan kita kenapa ngga ikut, bahkan membungkuk-bungkuk dan sedikit memeberikan dukungan kepada mereka ok2 saja lah. Dengan sedikit kata-kata manis dengan diselipi kata-kata dari kitab suci kepada publik sehingga majikan sebagai pejabat tetap dapat dipercaya publik. Publik mana yang tidak memepercayai kata-kata seorang pandhita. Kecuali kalo ketahuan itu “Pandhita Durna” :) (http://angga-uciha.blogspot.com/2009/04/wayang-begawan-durna.html)

date Sabtu, 23 April 2011

0 komentar to “Durna : "kok durna bisa mlebu swarga ya?"”

Leave a Reply:

monggo tinggalkan komentar anda...

telur-ulat-kepompong-kupu kupu

telur-ulat-kepompong-kupu kupu

Copyright © 2011, Kupu-kupu. Diberdayakan oleh Blogger.